MODUL 2 PRAK MIKRO
a) Asistensi dilakukan 1x
b) Praktikum dilakukan 1x
a) Memahami cara penggunaan PWM, ADC, Interrupt, dan Millis pada Development Board yang digunakan
b) Memahami cara menggunakan komponen input dan output yang mengimplementasikan PWM, ADC, Interrupt, dan Millis pada Development Board yang digunakan
a) Raspberry Pi Pico
b) STM32F103C8
c) LED
d) Push Button
e) LED RGB
f) Touch Sensor
g) Sensor Soil Moisture
h) Potensiometer
i) DHT22
j) Motor DC (Dinamo DC, Motor Servo, dan Motor Stepper
k) LDR dan Photodioda
l) Breadboard
m) Resistor
n) Transistor
o) Driver Motor Stepper ULN2003
1.1.1 PWM
PWM (Pulse
Width Modulation) adalah salah satu teknik modulasi dengan mengubah lebar
pulsa (duty cylce) dengan nilai amplitudo dan frekuensi yang tetap. Satu siklus
pulsa merupakan kondisi high kemudian berada di zona transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM berbanding lurus
dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi.
Duty
Cycle adalah perbandingan antara waktu ON (lebar pulsa High) dengan perioda.
Duty Cycle biasanya
dinyatakan dalam bentuk
persen (%).
Gambar 1. Duty Cycle
Duty Cycle = tON /
ttotal
Ton = Waktu ON atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi tinggi (high
atau 1)
Toff = Waktu OFF atau Waktu dimana
tegangan keluaran berada pada
posisi rendah (low atau 0)
Ttotal = Waktu
satu siklus atau penjumlahan antara
Ton dengan Toff atau disebut juga dengan “periode
satu gelombang”
PWM pada STM32 dihasilkan menggunakan
timer internal yang berfungsi sebagai penghitung waktu dengan berbagai mode
operasi. Mikrokontroler ini memiliki empat timer 16-bit
(TIM1–TIM4), yang dapat dikonfigurasi untuk menghasilkan
sinyal dengan frekuensi dan duty cycle tertentu. Timer bekerja dengan menghitung hingga nilai tertentu
berdasarkan frekuensi clock, lalu mengubah status register
untuk menghasilkan gelombang persegi.
STM32
memiliki 15 pin yang mendukung PWM, beberapa di antaranya
berasal dari timer tingkat lanjut
seperti TIM1, yang memiliki fitur tambahan
seperti complementary output. Selain menghasilkan sinyal PWM, timer juga bisa
digunakan untuk mengukur sinyal eksternal (input capture), menghasilkan sinyal
berbasis waktu (output compare), dan membuat satu pulsa berdasarkan trigger
(one pulse mode). PWM sering digunakan
untuk mengontrol kecepatan motor, mengatur kecerahan LED, dan berbagai aplikasi
berbasis waktu lainnya.
Pada Raspberry Pi Pico, terdapat blok
PWM yang terdiri dari 8 unit (slice), dan masing-masing slice dapat mengendalikan dua sinyal PWM atau
mengukur frekuensi serta duty cycle dari sinyal input. Dengan total 16 output
PWM yang dapat dikontrol, semua 30 pin GPIO bisa digunakan untuk PWM. Setiap
slice memiliki fitur utama seperti penghitung 16-bit, pembagi clock presisi,
dua output independen dengan duty cycle 0–100%, serta mode pengukuran frekuensi
dan duty cycle. PWM pada Raspberry Pi Pico juga mendukung pengaturan fase
secara presisi serta dapat diaktifkan atau dinonaktifkan secara bersamaan
melalui satu register kontrol global, sehingga memungkinkan sinkronisasi
beberapa output untuk aplikasi yang lebih kompleks.
1.1.1 ADC
ADC atau Analog
to Digital Converter
merupakan salah satu perangkat
elektronika yang digunakan sebagai penghubung dalam pemrosesan sinyal analog
oleh sistem digital. Fungsi utama dari fitur ini adalah mengubah sinyal masukan
yang masih dalam bentuk sinyal analog menjadi sinyal digital dengan bentuk
kode-kode digital.
Pada mikrokontroler STM32, terdapat
dua ADC (Analog-to-Digital Converter)
12-bit yang masing-masing memiliki hingga 16 kanal eksternal. ADC ini dapat beroperasi dalam
mode single-shot atau scan mode. Pada scan mode, konversi dilakukan
secara otomatis pada sekelompok input analog yang dipilih. Selain itu, ADC
ini memiliki fitur tambahan seperti simultaneous
sample and hold, interleaved sample and hold, serta single shunt. ADC juga dapat dihubungkan dengan DMA untuk meningkatkan
efisiensi transfer data. Mikrokontroler ini dilengkapi dengan fitur analog watchdog
yang memungkinkan pemantauan tegangan hasil konversi
dengan akurasi tinggi, serta dapat menghasilkan interupsi jika tegangan
berada di luar ambang batas yang telah diprogram. Selain itu, ADC dapat disinkronkan dengan timer internal
(TIMx dan TIM1) untuk memulai konversi, pemicu injeksi, serta pemicu DMA, sehingga memungkinkan aplikasi untuk melakukan konversi
ADC secara terkoordinasi dengan timer.
Raspberry Pi Pico memiliki empat ADC (Analog-to-Digital Converter)
12-bit dengan metode SAR, tetapi hanya tiga kanal yang
dapat digunakan secara eksternal, yaitu ADC0, ADC1, dan ADC2, yang terhubung ke
pin GP26, GP27, dan GP28. Kanal keempat (ADC4) digunakan secara
internal untuk membaca suhu dari sensor suhu bawaan. Konversi ADC dapat
dilakukan dalam tiga mode: polling, interrupt, dan FIFO dengan DMA. Kecepatan
konversi ADC adalah 2μs per sampel atau 500 ribu sampel per detik (500kS/s).
Mikrocontroller RP2040 berjalan pada frekuensi 48MHz yang berasal dari USB PLL,
dan setiap konversi ADC membutuhkan 96 siklus CPU, sehingga waktu samplingnya
adalah 2μs per sampel.
1.1.1 INTERRUPT
Interrupt adalah mekanisme
yang memungkinkan suatu instruksi
atau perangkat I/O untuk
menghentikan sementara eksekusi
normal prosesor agar
Pada STM32F103C8, semua pin GPIO dapat digunakan sebagai pin interrupt,
berbeda dengan Arduino Uno yang hanya memiliki pin tertentu (misalnya pin 2 dan
3). Untuk mengaktifkan interrupt di STM32 menggunakan Arduino IDE, digunakan fungsi attachInterrupt(digitalPinToInterrupt(pin),
ISR, mode). Parameter pin menentukan pin mana yang digunakan untuk interrupt,
ISR adalah fungsi yang dijalankan saat interrupt terjadi,
dan mode menentukan jenis perubahan
sinyal yang memicu interrupt. Mode yang tersedia adalah RISING (dari LOW ke HIGH), FALLING
(dari HIGH ke LOW), dan CHANGE (baik dari
LOW ke HIGH maupun HIGH ke LOW). Saat menggunakan lebih dari satu interrupt secara bersamaan, terkadang perlu memperhatikan batasan
tertentu dalam pemrograman.
Pada RP2040, setiap inti prosesor
dilengkapi dengan ARM Nested Vectored Interrupt Controller (NVIC) yang memiliki
32 jalur interrupt. Namun, hanya 26 jalur pertama yang digunakan, sedangkan
jalur IRQ 26 hingga 31 tidak aktif. Setiap NVIC menerima interrupt yang sama,
kecuali untuk GPIO, di mana setiap bank GPIO memiliki satu interrupt per inti.
Ini berarti, misalnya, core 0 dapat menerima interrupt dari GPIO 0 di bank 0,
sementara core 1 menerima interrupt dari GPIO 1 di bank yang sama secara
independen. Jika diperlukan, inti prosesor masih bisa dipaksa
masuk ke
1.1.1 MILLIS
Fungsi millis() pada mikrokontroler,
seperti pada platform Arduino dan STM32 (dengan HAL), digunakan untuk
menghitung waktu dalam milidetik sejak perangkat mulai berjalan. Berbeda dengan
delay(), yang menghentikan eksekusi program selama waktu tertentu, millis()
memungkinkan sistem untuk
menjalankan beberapa tugas secara bersamaan tanpa menghentikan proses
lainnya. Hal ini berguna dalam aplikasi yang memerlukan multitasking berbasis
waktu, seperti pengendalian sensor, komunikasi serial, atau implementasi sistem
real-time. Dalam STM32 dengan HAL, millis() dapat diimplementasikan menggunakan
HAL_GetTick(), yang mengandalkan interrupt timer internal untuk mencatat waktu
yang terus berjalan sejak mikrokontroler diaktifkan.
Sementara itu, pada platform seperti Raspberry Pi Pico yang
sering diprogram menggunakan MicroPython, fungsi utime.ticks_ms() menyediakan
fungsionalitas yang sepadan. Fungsi ini mengembalikan nilai penghitung milidetik yang bersifat monotonik (terus
bertambah) sejak sistem dimulai atau modul utime dimuat. Sama seperti millis()
dan HAL_GetTick(), nilai ticks_ms() juga akan mengalami wrap-around (kembali ke nol) setelah mencapai batasnya, sehingga
penggunaan fungsi utime.ticks_diff() menjadi penting untuk perhitungan selisih
waktu yang akurat dan aman terhadap overflow.
Dengan demikian, utime.ticks_ms() memungkinkan implementasi pola penjadwalan
dan delay non-blocking yang serupa
untuk menciptakan aplikasi yang responsif di lingkungan MicroPython.
1.1.1 Raspberry Pi Pico
Raspberry Pi Pico adalah papan rangkaian
elektronik yang di dalamnya terdapat komponen utama chip mikrokontroler RP2040,
yang dirancang dan diproduksi oleh Raspberry Pi Foundatio. Tidak seperti
komputer mini raspberry Pi lainnya
yang menjalankan sistem
operasi seperti Linux, Pico dirancang untuk tugas-tugas yang lebih sederhana
dan langsung (embedded
system), seperti membaca sensor, mengontrol perangkat, atau melakukan
pengolahan data pada tingkat hardware.
Adapun spesifikasi dari Raspberry Pi Pico adalah sebagai berikut:
Microcontroller RP2040 |
Operating Voltage 3.3 V |
Input Voltage (recommended) 5 V via USB |
Input Voltage (limit) 1.8–5.5 V |
Digital I/O
Pins 26 GPIO
pins |
PWM Digital I/O Pins 16 |
Analog Input
Pins 3 |
DC Current per I/O Pin 16 mA |
DC Current for 3.3V Pin 300 mA |
Flash Memory 2 MB on-board QSPI
Flash |
SRAM 264
KB |
Clock Speed Hingga 133 MHz |
1.1.1 STM32F103C8
STM32F103C8 adalah mikrokontroler berbasis ARM Cortex-M3
yang dikembangkan oleh
STMicroelectronics. Mikrokontroler ini sering digunakan dalam pengembangan
sistem tertanam karena kinerjanya yang baik, konsumsi daya yang rendah, dan
kompatibilitas dengan berbagai protokol komunikasi. Pada praktikum ini, kita
menggunakan STM32F103C8 yang dapat diprogram menggunakan berbagai metode,
termasuk komunikasi serial (USART), SWD (Serial Wire Debug), atau JTAG untuk
berhubungan dengan komputer maupun perangkat lain. Adapun spesifikasi dari
STM32F4 yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3. STM32F103C8
Microcontroller ARM Cortex-M3 |
Operating Voltage 3.3
V |
A. BAGIAN-BAGIAN PENDUKUNG
1. Raspberry Pi Pico
1. RAM (Random Access Memory) Raspberry Pi Pico dilengkapi dengan 264KB SRAM on-chip. Kapasitas RAM yang lebih besar ini memungkinkan Pico menjalankan aplikasi yang lebih kompleks dan menyimpan data lebih banyak.
2. Memori Flash Eksternal Raspberry Pi Pico tidak memiliki ROM tradisional. Sebagai gantinya, ia menggunakan memori flash eksternal. Kapasitas memori flash ini dapat bervariasi, umumnya antara 2MB hingga 16MB, tergantung pada konfigurasi. Memori flash ini digunakan untuk menyimpan firmware dan program pengguna. Penggunaan memori flash eksternal pada Pico memberikan fleksibilitas lebih besar dalam hal kapasitas penyimpanan program.
3. Crystal Oscillator Raspberry Pi Pico menggunakan crystal oscillator untuk menghasilkan sinyal clock yang stabil. Sinyal clock ini penting untuk mengatur kecepatan operasi mikrokontroler dan komponen lainnya.
4. Regulator Tegangan Untuk memastikan pasokan tegangan yang stabil ke mikrokontroler.
5. Pin GPIO (General Purpose Input/Output): Untuk menghubungkan Pico ke berbagai perangkat eksternal seperti sensor, motor, dan LED.
2. STM32
1. RAM (Random Access Memory) STM32F103C8 dilengkapi dengan 20KB SRAM on-chip. Kapasitas RAM ini memungkinkan mikrokontroler menjalankan berbagai aplikasi serta menyimpan data sementara selama eksekusi program.
2. Memori Flash Internal STM32F103C8 memiliki memori flash internal sebesar 64KB atau 128KB, yang digunakan untuk menyimpan firmware dan program pengguna. Memori ini memungkinkan penyimpanan kode program secara permanen tanpa memerlukan media penyimpanan eksternal.
3. Crystal Oscillator STM32F103C8 menggunakan crystal oscillator eksternal (biasanya 8MHz) yang bekerja dengan PLL untuk meningkatkan frekuensi clock hingga 72MHz. Sinyal clock yang stabil ini penting untuk mengatur kecepatan operasi mikrokontroler dan komponen lainnya.
4. Regulator Tegangan STM32F103C8 memiliki sistem pengaturan tegangan internal yang memastikan pasokan daya stabil ke mikrokontroler. Tegangan operasi yang didukung berkisar antara 2.0V hingga 3.6V.
5. Pin GPIO (General Purpose Input/Output) STM32F103C8 memiliki hingga 37 pin GPIO yang dapat digunakan untuk menghubungkan berbagai perangkat eksternal seperti sensor, motor, LED, serta komunikasi dengan antarmuka seperti UART, SPI, dan I²C.
Komentar
Posting Komentar